Spanyol 4 - 0 Italia
Sabtu, 15 September 2012
David Silva --> Idolaku
Aku mengidolakan David Silva sejak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.Berikut ini biografinya :
Nama lengkap : David Josué Jiménez Silva
Tanggal kelahiran : 8 Januari 1986 (umur 25)
Tempat kelahiran : Arguineguín, Spanyol
Tinggi : 1.70 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain : Midfielder / Winger
Informasi klub
Klub saat ini : Manchester City
Nomor : 21
Karier junior
UD San Fernando
2000–2003 Valencia
Karier senior
Tahun Tim Tampil (Gol)
2003–2004 Valencia B 14 (1)
2004–2010 Valencia 119 (21)
2004–2005 → Eibar (pinjam) 35 (5)
2005–2006 → Celta Vigo (pinjam) 34 (4)
2010– Manchester City 10 (1)
Tim nasional
2001–2002 Spanyol U-16 6 (2)
2002–2003 Spanyol U-17 20 (5)
2004–2005 Spanyol U-19 14 (5)
2005 Spanyol U-20 5 (4)
2004–2006 Spanyol U-21 9 (7)
2006– Spanyol 44 (10)
Profil Pemain
David Silva (lahir 8 Januari 1986) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Spanyol yang kini bermain di klub Manchester City. Klub sebelumnya yang pernah ia bela adalah Valencia, Eibar dan Celta Vigo.
Di timnas Spanyol, dia bermain 44 kali dan mencetak 10 gol.
http://profilbintang.blogspot.com/2011/05/biografi-lengkap-david-silva.html
Nama lengkap : David Josué Jiménez Silva
Tanggal kelahiran : 8 Januari 1986 (umur 25)
Tempat kelahiran : Arguineguín, Spanyol
Tinggi : 1.70 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain : Midfielder / Winger
Informasi klub
Klub saat ini : Manchester City
Nomor : 21
Karier junior
UD San Fernando
2000–2003 Valencia
Karier senior
Tahun Tim Tampil (Gol)
2003–2004 Valencia B 14 (1)
2004–2010 Valencia 119 (21)
2004–2005 → Eibar (pinjam) 35 (5)
2005–2006 → Celta Vigo (pinjam) 34 (4)
2010– Manchester City 10 (1)
Tim nasional
2001–2002 Spanyol U-16 6 (2)
2002–2003 Spanyol U-17 20 (5)
2004–2005 Spanyol U-19 14 (5)
2005 Spanyol U-20 5 (4)
2004–2006 Spanyol U-21 9 (7)
2006– Spanyol 44 (10)
Profil Pemain
David Silva (lahir 8 Januari 1986) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Spanyol yang kini bermain di klub Manchester City. Klub sebelumnya yang pernah ia bela adalah Valencia, Eibar dan Celta Vigo.
Di timnas Spanyol, dia bermain 44 kali dan mencetak 10 gol.
http://profilbintang.blogspot.com/2011/05/biografi-lengkap-david-silva.html
Cerpen
Sebuah Kasih Sayang
Ada
seorang perempuan remaja yang masih duduk dibangku SMP kelas 9. Umurnya 15
tahun. Ia mempunyai banyak teman dan sahabat, tetapi sayangnya ia pemalu, walaupun
kadang-kadang ia membuat temannya tertawa. Perempuan itu adalah Mily. Mily mempunyai
dua adik laki-laki yang sangat jail yaitu Joe dan Ray, mereka masih duduk di
bangku SMP kelas 8 dan 7. Ray dan Mily bersekolah di sekolah yang sama,
sayangnya Joe tidak satu sekolah dengan kedua saudaranya tersebut, hal tersebut
dikarenakan oleh faktor kepintaran. Mily dan Ray anaknya sangat pintar, tetapi
Joe tidak begitu pintar. Maka dari itu Joe tidak diterima di SMP favorit
seperti dua saudaranya. Walaupun Joe tidak lebih pintar dari adiknya, Ray,
tetapi mereka selalu kompak mengganggu kakaknya. Setiap hari kedua adiknya
membuat masalah, mulai dari mengganggu Mily belajar sampai mengobrak-abrik
kamarnya.
Suatu
hari saat Mily sedang mengerjakan tugas sekolah di ruang keluarga, Joe dan Ray
mengganggunya.
“Weh
rajin banget nih kak Mily, kesambet apa ya?” ejek Joe.
“Iya
nih, tumben belajar biasanya juga online facebook sama twitter,” lanjut
Ray.
Mily
hanya diam, ia sudah biasa diejek seperti itu oleh kedua adiknya. Joe dan Ray
tidak patah semangat untuk mengejek kakaknya tersebut, sampai-sampai saat Mily
sedang mengambil cemilan di dapur, kedua adiknya mengambil kesempatan emas untuk
mencoret-coret tugas Mily.
“Woy,
ayo kita coret-coret tugas kak Mily!” ajak Joe.
“Ayo,
ini kesempatan emas, jangan kita sia-siakan! Kak Mily lagi ngambil cemilan di
dapur, pasti lama soalnya dia kalau milih makanan pasti banyak.” sahut Ray.
Mereka
berdua memulai rencana mereka untuk mencoret-coret buku tugas kakaknya itu.
Tidak lama kemudian Milly kembali ke ruang keluarga untuk melanjutkan
mengerjakan tugas. Tiba-tiba Mily terkejut karena buku tugasnya sudah banyak
coretan-coretannya.
“Joeeeeeeeee,
Rayyyyyyyyyyyyyy!!!” teriak Mily.
Kedua
adiknya hanya tertawa di kamar Joe, dan tos untuk merayakan kesuksesan mereka
dalam mengganggu Mily.
“Yes,
rencana kita berhasil. Akhirnya Kak Mily ngomel-ngomel lagi kaya dulu,
hahaha...” Joe bicara sambil tertawa dan tos dengan adiknya Ray.
“Sial
nih, tugas-tugasku semuanya ancur! Besok pasti aku diomelin Bu Riri gara-gara
dikira gak ngerjain tugas. Argggg...” gerutu Mily.
***
Keesokan
harinya. Saat keluarga Mily sedang sarapan di ruang makan.
“Pagi
semua...” sapa Papah Mily. Semua menjawab dengan semangat kecuali Mily yang
mukanya kusut dan tidak bergairah.
“Mily,
kamu kenapa? Kok kayaknya gak semangat gitu?” tanya Papah.
“Gapapa
Pah, cuma kurang tidur aja tadi malem.” jawab Mily dengan muka santai.
Mily
tidak mau bercerita tentang apa yang dilakukan kedua adiknya yang sudah
mencoret-coret buku tugasnya kemarin, nanti urusannya tambah panjang. Mily tahu
kalau kedua adiknya itu sangat jail, tetapi dia tetap sabar dalam
menghadapinya. Tidak tau kenapa kedua adiknya sangat jail terhadap Mily,
padahal Mily adalah kakak yang sangat baik.
“Ya
sudah, cepat habiskan sarapannya, nanti terlambat!” lanjut Papah.
Tiba-tiba
Papah Mily teringat sesuatu dan menjelaskan ke semuanya, “Oh iya, maaf hari ini
Papah enggak bisa nganter kalian pergi ke sekolah, soalnya Papah ada meeting
pagi sama client. Kalian naik taksi aja, nanti Papah yang bayar.”
Joe
mengeluh dan mengatakan, “Yah Papah ini gimana sih! Kenapa enggak ngomong dari
kemaren, jadi kan Joe bisa nebeng sama Rio yang tinggal satu kompleks sama
kita.” Ray juga ikut-ikutan mengeluh. Tetapi berbeda dengan Mily, Mily hanya
diam dan meneruskan sarapannya.
“Sudah,
sudah. Cepat habiskan sarapan kalian! Nanti terlambat berangkat ke sekolah.”
kata Mamah Mily sambil menenangkan suasana.
Mily
dan Ray berangkat bersama menggunakan satu taksi. Joe berangkat dengan taksi
lain karena sekolahnya berbeda dengan kedua saudaranya itu. Saat di jalan Mily
hanya diam dan memandang keluar jendela sedangkan Ray membaca buku matematika,
karena pagi itu ia ada ulangan matematika. Selama di perjalanan mereka tidak
mengucapkan satu katapun. Tidak tau mengapa mereka seperti orang asing yang
belum saling. Padahal mereka sudah tinggal satu rumah kira-kira 13 tahun
lamanya.
Sesampainya
di sekolah, Mily dan Ray langsung menuju kelas masing-masing. Mily masuk kelas
dengan muka yang tidak bergairah.
Loli
salah satu sahabatnya bertanya, “Kenapa, Ly? Kok mukamu enggak bergairah gitu!
Pasti gara-gara kedua adikmu yang super jail! Iya kan?”
“Iya,
mereka mencoret-coret buku tugasku.” jawab Mily dengan muka lemas.
Loli
sudah hafal dengan kelakuan kedua adik Mily yang sangat jail. Tetapi Loli heran
dengan Mily yang selalu mengalah pada kedua adiknya yang setiap hari membuat
masalah dengannya. Menurut Loli sih hatinya Mily itu bagaikan terbuat dari emas
yang tidak pernah luntur terkena apapun. Karena Mily tidak pernah balas dendam
terhadap kedua adiknya itu.
“Yang
sabar aja ya, pasti semua ini ada balasannya.” Loli menenangkan Mily.
Bel
berbunyi tanda masuk. Pelajaran pertama yaitu pelajaran bu Riri, guru yang baik
tapi kadang-kadang marah-marah enggak jelas. Mily belum selesai mengerjakan
tugas dari bu Riri, karena ia harus menyalin kembali tugasnya yang kemarin
dicoret-coret oleh kedua adiknya. “Paling aku juga dimarahin sama bu Riri,
ya sudahlah aku terima. Ini juga salahku kemarin meninggalkan tugasku di atas
meja yang jelas-jelas bukan meja belajar di kamarku, jadi kedua adikku
mencoret-coretnya” bisik Mily
dalam hati.
“Pagi
anak-anak...” sapa bu Riri dengan suara yang lemah lebut.
“Selamat
pagi Bu...” semuanya menjawab dengan kompak, tanpa ketinggalan Mily, walaupun
suaranya tidak sekeras teman-temannya.
“Keluarkan
tugas yang kemarin saya berikan!” jelas Bu Riri.
Mily
berpura-pura mencari tugasnya di tas. Tiba-tiba bu Riri datang menghampiri
tempat duduk Mily dengan muka yang ramah.
“Apa
yang sedang kamu lakukan, Ly?” tanya Bu Riri.
Mily
kaget karena ia tidak menyangka Bu Riri akan menghampiri tempat duduknya. Jarang-jarang Bu Riri berkeliling untuk
memeriksa tugas setiap anak walaupun nilai dari tugas tersebut akan menjadi
bagian dari nilai raport.
“Buku
tugas saya kemarin dicoret-coret sama adik saya, jadi saya belum selesai menyalin
tugas saya. Maafkan saya Bu. Saya tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi,
maafkan saya bu,” jelas Mily dengan muka yang ketakutan.
Ada
salah seorang anak yang merespon jawaban Mily terhadap Bu Riri yaitu Loli
sahabat Mily sendiri.
“Bu,
Mily tidak salah. Adiknya yang sudah mencoret-coret bukunya. Saya percaya
terhadap Mily karena saya mengenal betul kedua adik Mily yang sangat jail.” jelas
Loli.
Bu
Riri hanya berdiri dan memandang kedua anak tersebut yang duduk satu bangku. “Ya
saya mengerti karena saya juga mengajar adikmu yang duduk di kelas 7, dia
sering menjaili teman-temananya. Jadi, saya maafkan kamu kali ini. Lain kali
kalau mengerjakan tugas di kamarmu saja, agar kedua adikmu tidak mengganggu.
Dan karena kamu yang belum selesai mengerjakan tugas, saya akan menambahkan
tugas untuk memperbaiki nilai tugasmu. Mengerti?” jelas Bu Riri.
”Baik,
Bu...” jawab Mily dengan muka yang tidak pucat lagi.
Bel
pun berbunyi tanda pelajaran Bu Riri selesai. Semua murid keluar kelas untuk
menuju kantin kecuali Mily. Ia hanya melamun di kelas sambil memikirkan mengapa
adiknya begitu jail, padahal selama ini Mily tidak pernah membuat kesalahan
pada mereka. Tidak lama kemudian ada seorang murid yang mendatangi Mily.
“Ly,
kamu disuruh ke ruang kepala sekolah sama Pak Toro!” jelas anak tersebut.
“Oh
iya. Aku akan segera ke sana.” jawab Mily lembut.
Sesampainya
di depan ruang kepala sekolah, Mily langsung mengetuk pintu, “Tok...tok...tok...”
“Silakan
masuk,” jawab Pak Toro, “Silakan duduk di sini.” tambah Pak Toro sambil
menunjuk salah satu kursi.
“Terima
kasih, Pak.” jawab Mily.
Pak
Toro memulai pembicaraan, “Begini Ly, sekolah telah mempertimbangkan bahwa
pihak sekolah akan memberikan beasiswa kepada kamu untuk meneruskan pendidikan
SMA di Amerika. Beasiswa ini sangat langka, hanya siswa tertentu yang bisa
mendapatkan beasiswa tersebut dan kami pihak sekolah telah memutuskan bahwa
kamu berhak mendapatkannya.”
Mily
hanya terdiam tanpa mengeluarkan satu patah katapun. Ia merasa sangat senang
dengan kabar baik ini. Sampai-sampai ia tidak dapat berkata-kata.
“Bagaimana
Ly? Apakah kamu akan menerima beasiswa tersebut?” tanya Pak Toro.
Mily
menjawab, “Saya akan menanyakan terlebih dahulu kepada orang tua saya, Pak.”
“Baiklah
kalau begitu, secepatnya berikan kabar kepada saya. Batas waktunya sudah hampir
habis.” jelas Pak Toro.
“Iya,
Pak.” jawab Mily.
***
Sesampainya
di rumah Mily segera memberitahukan kabar baik tersebut kepada Mamahnya.
“Mah,
Mily punya kabar baik lho...” jelas Mily dengan raut wajah senang.
“Kabar
apa, Ly?” jawab mamah Mily.
Mily
menjelaskan apa yang tadi Pak Toro katakan di sekolah. Dengan rasa semangat ia
menjelaskan secara detail kepada Mamahnya. Mamah Mily kaget dan tidak percaya
dengan apa yang dikatakan oleh Mily. Mamah Mily setuju dengan program beasiswa
tersebut. Selanjutnya Mily harus bertanya kepada papahnya.
Tidak
lama kemudian Joe dan Ray masuk ke dalam rumah. Ternyata sejak tadi mereka
mendengarkan pembicaraan Mily dan Mamahya. Mereka sangat kaget dan merasa sedih
karena mereka tidak ingin kehilangan kakaknya, Mily. Walaupun selama ini mereka
sangat jail, tetapi mereka mempunyai sebuah kasih sayang yang tidak ternilai
harganya. Akan tetapi mereka tetap menyembunyikan kasih sayang tersebut.
“Kak
Mily beneran mau ke Amerika?” tanya Ray.
“Iya,”
angguk Mily, “Tapi kakak mau izin sama papah dulu.” tambah Mily.
“Oh
bagus dong kalo gitu,” jawab Ray, “Kita lebih seneng kalo gak ada Kak Mily. Iya
kan, Joe?” tambah Ray.
“Betul
banget tuh!” jawab Joe.
Mily
hanya termenung mendengar omongan kedua adiknya tersebut. Tiba-tiba Mily
berlari ke kamar dan ia menangis. Ia tidak menyangka kalau adiknya setega itu,
bukannya merasa kehilangan malahan sangat setuju, dengan alasan yang membuat
Mily terpukul.
Joe
dan Ray yang melihat ekspresi Kakaknya tersebut, langsung berlari
menghampirinya. Tanpa ragu Joe dan Ray memeluk tubuh Mily sambil meneteskan air
mata.
“Kami
gak mau kehilangan Kak Mily. Tadi itu cuma akal-akalan kami buat ngetes Kakak,
apakah Kakak sayang sama kami apa enggak. Walaupun selama ini kami juga sering
ngejailin kakak, tapi kami sayang sama Kak Mily. Kak Mily jangan pergi ya?”
kata Joe.
“Iya,
kak Mily jangan pergi ya. Tinggal di sini aja. Kita janji enggak akan jail lagi
sama kak Mily! Kami minta maaf udah jail sama Kakak tadi.” tambah Ray.
Mily
sangat terharu mendengar perkataan kedua adiknya tersebut. Selama ini Mily
telah berpikir yang tidak-tidak, walaupun Mily tidak pernah marah jika Joe dan Ray
menjailinya. Tetapi sekarang Mily baru merasakan sebuah kasih sayang yang tak
ternilai.
“Kakak
juga enggak mau kehilangan kalian. Walaupun kalian sering ngejailin kakak, tapi
kakak enggak pernah dendam sama kalian. Kalian adik kakak yang terbaik deh...”
jelas Mily sambil memeluk kedua adiknya tersebut.
Mamah
Mily yang dari tadi berdiri di depan kamar Mily hanya tersenyum melihat
kelakuan ketiga anaknya tersebut yang selama ini selalu tidak akur. Mamah Mily
heran dengan Joe dan Ray yang terkenal jailnya tersebut.
Mily
berjanji tidak akan pergi ke Amerika karena ia lebih sayang kepada keluarganya
dibanding dengan dirinya sendiri. Dia merelakan sebuah kesempatan emas untuk
mempertahankan sebuah kasih sayang.
By : Lisa Nurfauziyya
Langganan:
Postingan (Atom)